Blogging,
bagaimanapun, meski hanya sebagai hobi ataupun profesi yang ditekuni
dengan serius, membutuhkan fokus tinggi untuk memastikan berbagai hal
seperti misalnya kualitas konten, traffic,
dan bahkan upaya meningkatkan pendapatan. Akan tetapi, dalam
perjalanan memastikan semua pekerjaan tersebut berjalan lancar, ada saja
"halangan" yang ditemui, dan kebanyakan adalah konteks sosialisasi diri
dimana kini kita semua telah menjadi netizen yang begitu lazim
berurusan dengan social media, mulai dari SMS yang sering masuk,
Facebook, Twitter, dsb hingga ibu yang marah-marah karena anda belum
mencuci piring sehabis makan! Haha, yang terakhir cuma becanda aja. :p
Tentu saja, hal utama dalam Blogging adalah menulis (to blog), dan sudah pasti menulis membutuhkan komitmen dan fokus
yang sangat tinggi. Tahu tidak, apa rahasia yang dibutuhkan oleh
artikel yang sobat posting di blog? Hanya ada dua! Yang pertama adalah konsep mengenai bagaimana artikel sobat bisa menarik traffic,
dan yang kedua adalah.... Konsentrasi! Yang terakhir ini bukan
main-main efeknya. Meski dipandang sepele, tapi konsentrasi menentukan
hasil akhir. Semakin sobat fokus, semakin "Joss" artikel yang dibuat.
Salah satu alasan saya menulis artikel ini tentunya adalah berdasarkan
pengalaman saya pribadi. Ternyata eh ternyata, betapa susahnya menjaga
fokus dan konsentrasi itu. Adaaaa saja "halangannya". Ada ratusan,
bahkan ribuan hal yang dapat memecah konsentrasi saat menulis.
Ujung-ujungnya: penundaan dan pembatalan menulis artikel posting menjadi
konsekuensi yang menyebalkan. Akhirnya saya harus menyusun siasat demi
siasat untuk segera "menghancurkan" halangan-halangan itu. Dan tahu
tidak? Halangan-halangan itu sebenarnya adalah hal sepele, namun saking
kita anggap sepelenya, kita jarang memperhatikan dan mengaturnya
sedemikian rupa. Selain sebagai sebuah tips ringan, posting ini juga
saya tulis sebagai penyegar setelah kita berkutat dengan kode demi kode
yang kadang bikin mata burem dan kepala nyot-nyotan. Benar tidak sih
faktor-faktor berikut ini menjadi penghalang? Dan sekaligus berikut
tips-tips yang saya rangkum dalam 7 poin. Here we go!
1. Set Mobile Phone dalam kondisi silent!
Tentu ini bukan hal baru, mematikan nada dering telepon adalah etika
tidak tertulis ketika anda sedang kuliah, mengajar, belajar, rapat, dan
bahkan saat sholat Jum'at! Telah terbukti bahwa nada dering telepon/sms
dapat membuyarkan konsentrasi, tidak hanya pemiliknya sendiri, tapi juga
semua orang yang mendengarnya. Nah betapa etisnya juga jika sobat
menerapkan hal yang sama ketika menulis blog. Jika menulis blog adalah
sebuah kebutuhan dan pekerjaan, maka sudah barang tentu mematikan nada
dering HP adalah salah satu etika pribadi. Bahkan bagi saya pribadi,
mematikan nada dering saja tidak cukup, suara getarnya
"Zeeebbb.....Zzzzeeeebbb...." cukup menggangu telinga dan fokus juga.
Apalagi jika menulis pas tengah malam, hmmmppfff... kadang bikin kuduk
juga merinding! (Apa hubungannya??!!!)
Bertanggungjawab terhadap suara panggilan telepon atau SMS memang
penting, tapi sobat harus bisa membuat komitmen pribadi untuk bisa
menentukan prioritas mana yang lebih penting. Misalnya, jika melakukan
cek SMS adalah prioritas kedua, maka selesaikan dulu menulis blog.
Menulis adalah pekerjaan yang sangat penting jika sobat mengaku sebagai
blogger.
2. Boikot Social Media!
Tuing! Tiba-tiba angka notifikasi Facebook nongol di tab window Facebook
yang masih terbuka. Mau tidak mau, ketika menulis artikel blog,
notifikasi itu terlihat juga. Otomatis fokus menjadi terpecah. Lalu, di
antara keinginan untuk melanjutkan proses menulis atau menengok
notifikasi itu pun menjadi perang batin... "Hmmmm... jangan-jangan 'si
dia' habis komen di statusku, ya? Duh, penasaran...." Setelah itu,
aktivitas menulis blog seketika berubah menjadi menulis puluhan komen
berturut-turut.... Selesai sudah. Batal,
or at least.. ditunda. Besok ah...
Saya sendiri sering menjadi "korban" social media seperti contoh di
atas. Aktivitas sepele seperti saling berkomentar di Facebook, tweet,
retweet, dll ternyata memakan waktu yang banyak, dan, yang paling
esensial, mampu merusak fokus, konsentrasi dan bahkan mood. Jika sobat
sudah membuat komitmen dan target untuk menerbitkan posting pada jam
tertentu, maka semua bisa buyar gara-gara hal tersebut. Selain itu,
kualitas artikel tidak akan sama lagi karena ide atau gagasan bisa
lenyap atau berubah seketika jika ada gangguan fokus. So, boikot social
media ketika menulis posting!! kalo perlu sekalian demo aja!
(Kidding...).
Tab-tab dalam window browser masing-masing adalah dunia yang berbeda
bagi sobat. Pastikan window atau tab yang terbuka berkaitan dengan
urusan menulis posting, misalnya post editor, Google, halaman yang kita
jadikan referensi, dan sejenisnya. Selain itu, tutup!
3. Hindari Mengecek Email!
Email sebenarnya bukan alat komunikasi instan dan
live. Artinya,
kita bisa membuka atau mengecek email ketika kita punya waktu yang
tepat. Tapi biasanya sebagai blogger, yang tidak pernah terpisah dari
dunia online dan internet, melakukan checking email menjadi pekerjaan
rutin yang tak mungkin dilewatkan. Dikit-dikit refresh, dikit-dikit
refresh.... Apalagi jika pakai aplikasi notifikasi email, hmmm... bakal
sibuk tuh mata ngeliatnya. Dan biasanya pula, email menjadi alat
komunikasi penting, dimana hubungan antar personal biasanya lebih formal
dan mengandung kepentingan tinggi. Ketika buka email, jreeennnggg..
terbaca subjek... "Mau Pasang Iklan".... Langsung saja, tanpa
ancang-ancang, membuka email tersebut, menuliskan ketentuan iklan, jenis
iklan, biaya iklan, dan seterusnya secara panjang lebar. Bahkan posting
yang ditulis tadi baru dapat satu paragraf, eh email yang ditulis sudah
mencapai 5 paragraf. Batal lagi nulis postingnya. Hmmmm....
4. No Chat, alias No Talking-talking!
Meskipun saya belum pernah melakukannya, tapi saya sering melihat teman
kerja saya suka sekali chatting melalui YM di sela-sela waktu kerja.
Menjaga komunikasi dengan orang tercinta adalah hal penting, tapi bukan
berarti harus pada waktu dimana kita sudah berkomitmen untuk melakukan
pekerjaan penting. Sepertinya bukan hal yang bisa dimaklumi jika kita
melayani orang yang sedang berada di rumah saja dan mencari hiburan
melalui temannya, sedangkan kita sendiri sebenarnya sedang sibuk bekerja
dan "mengadu nasib". Kesalahan siapa? Tentu saja kesalahan kita, karena
kita memberi peluang kepada dia, sedangkan sebenarnya kita sedang tidak
dalam kondisi yang sama. Hubungannya dengan blogging? Jelas, berbicara
bukan dalam konteks hal yang sedang dikerjakan, baik melalui teknologi
maupun secara langsung adalah hal yang tidak akan mendukung penyelesaian
pekerjaan. So, sssstttt... diam dan fokus.
5. Buat Jadwal!
Planning, membuat rencana atau schedule, jadwal, adalah hal yang bagi
saya pribadi merupakan hal penting. Meskipun sampai saat ini, menepati
"janji" yang dibuat sendiri ini adalah hal yang beratnya minta ampun.
"Hidup macam apaaa, jika tidak ada planning... oh..." (agak lebay dikit
ah...). Tapi memang benar.... Menentukan jadwal dan jam tertentu pada
setiap aktivitas yang kita lakukan akan membuat hidup lebih tertata.
Hari ini, jam berapa saya berangkat kuliah? Sampe jam berapa? Main ke
tempat pacar, jam? Trus nulis artikel blog jam berapa? Selesai dan
diterbitkan jam berapa? Abis itu, mari Facebookaaan.....
6. Bantu Diri Sendiri untuk Tetap "Menyala"!
Merasa penat, pegal, bosan, encok, atau puyeng (asal bukan asam urat)
adalah hal biasa ketika kita sedang melakukan pekerjaan yang membutuhkan
intensitas tinggi. Nah, sekarang ketika semua hal berbau mobile, tentu
sobat bisa membawa pekerjaan kemana-mana. Jika sobat butuh udara segar,
bawa laptop ke tepi kali... udara sejuk akan membantu mengembalikan
konsentrasi dan mengangkat mood kembali. Pada awal-awal saya melakukan
pekerjaan menulis, menghabiskan 2 atau 3 gelas kopi adalah hal penting.
Kita kadang butuh penyegar agar menjaga suatu aktivitas berjalan lancar
dan efisien, dengan syarat penyegar tersebut tidak memecah konsentrasi
kita.
7. Motivasi Diri Sendiri!
Tidak ada seorang pun yang dapat menjadi motivator terbaik saat sobat
sedang berurusan dengan pekerjaan yang dikerjakan sendiri. Mario Teguh
pun takkan sanggup! Motivator yang tepat adalah diri sendiri. Sobat
memilih blogging sebagai sebuah hobi dan bahkan pekerjaan, dan sekarang
saat blogging sudah menjadi bagian dari aktivitas sobat, dibutuhkan
kekuatan internal untuk terus mendorong sobat menjalani komitmen itu.
Katakan pada diri sendiri betapa maha pentingnya blog bagi diri sobat
dan orang lain. Saya sangat yakin, satu-satunya semangat yang dimiliki
blogger adalah blognya itu sendiri. So, mengapa tidak menghormatinya?
Sekali sobat memahami arti penting blog bagi diri sobat, ke-enam poin
sebelumnya tidak akan menjadi halangan berarti sama sekali. Dan sekali
sobat memahami betapa pentingnya fokus dalam blogging, tidak akan ada satupun yang dapat mengganggu aktivitas ngeblog sobat.
0 komentar:
Posting Komentar