Minggu, 19 April 2015

Cara Memanfaatkan Internal Linking Bagi SEO dan Pembaca Blog

Background

Saya sangat meyakini dan sudah membuktikan bahwa memaksimalkan kegunaan dan nilai blog -baik untuk pembaca blog maupun search engine- merupakan salah satu strategi yang sangat penting. Tentu, konten yang menarik dan original merupakan tonggak bagi sebuah kesuksesan blog. Namun ini saja tidak cukup. Anda butuh meningkatkan nilainya, agar di mata "dua pihak" tersebut, artikel-artikel yang anda sajikan memiliki kandungan referensial yang "seolah tiada habisnya". 
Yah, seperti kita ketahui, dan juga saya akui, upaya SEO semakin berat saja.. Dibanding 3-5 tahun lalu, dimana metode spamming sedang jaya-jayanya, SEO kini semakin mempersempit celah kecurangan sekaligus memiliki lebih banyak faktor penentu ranking. Salah satunya adalah kegunaan (usability) blog sebagai sumber informasi berkualitas. Kita harus berupaya agar nilai tersebut tidak turun, tetap bertahan, atau bahkan naik di mata search engine. Ya, search engine, khususnya Google, kini sangat menilai unsur tersebut.

Link Building, Backlink, External Linking, & Internal Linking

Jangan salah, saya tidak bilang strategi link building sudah uzur. Backlink masih amat sangat penting. Namun kriterianya kian rumit dan tidak bisa dijabarkan begitu saja. Di berbagai tulisan saya maupun blog lain, backlink berkualitas selalu disinggung-singgung, tapi apakah kini kita bisa benar-benar menelan mentah-mentah? Tidak. Saya tidak mengatakan backlink berkualitas mustahil didapat, tetapi ya, faktanya memang semakin sulit didapat. 
Satu-satunya backlink eksternal yang paling berkualitas adalah yang dibuat dengan "tidak sengaja". Saya kasih tanda kutip karena bisa jadi kesannya tidak sengaja tapi sebenarnya disengaja. Misalnya backlink di dalam artikel blog lain, yang diminta oleh pemilik blog untuk dimuat di sana. Ini hanya satu contoh. Tapi apakah upaya ini bisa dilakukan oleh pemilik blog tersebut ke puluhan hingga ratusan blog lain? Tentu tidak, kalopun bisa, tidak memakan biaya sedikit. Ini hanya satu contoh. Dan bagi saya, ini tetap tidak natural. Belum lagi nanti kalo sudah masuk ke konteks relevansi konten. Beuh! Rumit. Saya tidak bermaksud menakut-nakuti atau mempersulit, tapi saya ingin menegaskan bahwa link building bukanlah aktivitas "sekedar". Butuh strategi dan kematangan. Saya sungguh sangat menyayangkan beberapa tulisan yang masih saja menyajikan teknik-teknik link building berbahaya, menyesatkan, dan justru bisa menyebabkan penirunya terjebak ke dalam Google Sandbox, cap spammer, penghapusan blog karena spam, penalti Google, dan seterusnya.
Nah, tahukah bahwa di antara berbagai strategi menciptakan backlink, internal linking merupakan salah satunya? Ya, internal links atau link yang menuju ke halaman-halaman internal sebuah website/blog juga merupakan backlink. Dan, hebatnya, sebuah internal link yang dibuat dengan relevan, strategis, baik dan matang bisa menjadi backlink yang berkualitas dan berpengaruh besar bagi search engine dan pembaca. Kenyataannya nih, internal linking adalah salah satu strategi link building yang paling mudah dan seharusnya menjadi awal dari segala teknik link building selanjutnya. Ya!

Keuntungan Internal Linking

Ada 4 keuntungan atau manfaat internal linking yang saya telah garis bawahi:
1. Meningkatkan Ranking SERP dan Pagerank
Sebagaimana yang saya bilang sebelumnya, internal linking merupakan salah satu cara terbaik untuk meningkatkan popularitas link. Sebuah halaman yang mengandung link ke halaman lain akan menghantarkan link juice ke halaman tujuan. Sebagaimana fungsi backlink yang sesuai kriteria, hal ini akan mempengaruhi ranking halaman tujuan, karena backlink dianggap sebagai "voting" atas nilai penting halaman lain. Ini akan sangat membantu pencapaian pagerank dan juga distribusi pagerank yang menyeluruh dan maksimal di setiap halaman blog. Selain itu, internal linking juga menciptakan visibilitas dan peringkat di hasil pencarian. Sebuah post bisa terbantu visibilitasnya karena dirujuk oleh post lain yang memiliki nilai lebih tinggi. Begitu logikanya. Ini artinya halaman web atau halaman artikel anda akan lebih SEO friendly.
2. Mempermudah Proses Perayapan dan Pengindeksan
Keberadaan internal linking juga merupakan dan dianggap sebagai navigasi, yang memudahkan search engine merayapi halaman lainnya. Syarat mudahnya proses perayapan (crawling) dan pengindeksan (indexing) adalah struktur halaman website yang baik. Artinya memiliki navigasi dan tautan jelas. Ini mempermudah kedua proses tersebut. Navigasi bisa berupa menu yang tersusun dengan baik hingga ke halaman-halaman penting atau link-link yang berada dalam sebuah halaman konten. Semakin relevan tautan atau navigasi, semakin suka robot spider atau googlebot merayapi dan mengindeks sebuah website. Dan tahukah bahwa ini adalah syarat mutlak yang harus dipenugi dalam SEO sebelum melakukan upaya-upaya SEO lainnya?
FYI: Tahukah juga bahwa internal linking yang relevan, baik, dan memiliki anchor text tepat bisa menjadi bagian dari Google Sitelinks yang ditampilkan dihasil pencarian?
3. Meningkatkan Minat Baca (Readership)
Sebuah artikel sebenarnya tidak benar-benar independen. Karena dalam sebuah pembahasan, sangat pasti beberapa poin di dalamnya bergantung pada referensi lain. Sebuah poin mungkin hanya diambil sebagai garis besar yang melengkapi dan sangat mungkin pembaca butuh memahami detilnya. Di sinilah internal linking juga berperan. Misalnya jika anda menyinggung sebuah istilah penting di dalam artikel dan anda sudah memiliki artikel mengenai istilah penting tersebut, maka rujukkan pembaca pada artikel itu dengan menggunakan internal linking. Jadi jangan hanya gunakan external link saja. Jika anda punya pembahasannya, rujukkan ke sana. Hal ini akan menyenangkan pembaca, meningkatkan minat dan daya baca mereka, merujukkan pada poin-poin baru yang belum mereka ketahui dan bikin penasaran, sekaligus mempertinggi otoritas blog anda.
4. Menambah Pageview dan Mengurangi Bounce Rate
Masih berkaitan dengan poin 3 di atas, karena pembaca "berpetualang" dari sebuah artikel ke artikel lainnya, otomatis pageview atau jumlah tayang halaman akan meningkat. Secara otomatis pula bounce rate akan berkurang atau menurun. Bounce rate, secara sekilas, adalah tingkat pentalan pengunjung setelah pertama kali membuka sebuah halaman, apakah dia akan pergi (back atau close) atau melanjutkan ke halaman-halaman lainnya. Bounce rate adalah tingkat ukur penting bagi penilaian website di mata search engine. Bounce rate juga diukur dan menjadi salah satu parameter Alexa ranking.

0 komentar:

Posting Komentar

luvne.com resepkuekeringku.com desainrumahnya.com yayasanbabysitterku.com